Rabu, 21 Januari 2015

Makalah



Aliran Filsafat India
Mata Kuliah Pengantar Filsafat
Dosen Pembimbing: -

MAKALAH



LOGO






Nama kelompok 4:

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL’ULUM LAMONGAN
2013
KATA PENGANTAR

          Assalamu’alaikum Wr.Wb
            Alhamdulillahirobbil’alamin,  puji syukur kepada Allah SWT, kami ucapkan atas selesainya makalah (Pengantar filsafat) ini. Tanpa ridho, hidayah, inayah-NYA mustahil penulisan makalah ini bisa selesai secara tepat waktu.
            Kami ucapkan banyak terima kasih kepada/Ibu Dosen  yang telah membimbing dan mengajarkan Mata Kuliah Pengantar Filsfat ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah membantu sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
            Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak khususnya teman-teman seprofesi menjadi harapan bagi kami guna perbaikan selanjutnya.
            Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat ridho dan kebaikan dari Allah SWT serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu pengetahuan. Amin.
            Wassalamu’alaikum Wr.Wb.                 

                                                                                    Lamongan, 25 Oktober 2013 

                                                                                                       Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR......................................................................................  2
DAFTAR ISI....................................................................................................   3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
A.    Latar Belakang......................................................................................   4
B.     Rumusan Masalah................................................................................    5
C.     Tujuan Penulisan...................................................................................   5           
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 6                
A.    Macam-macam  Filsafat India.............................................................    6
B.     Perbedaan-perbedaan Filsafat India...................................................   11

BAB III PENUTUP.......................................................................................   12
A.    Kesimpulan.......................................................................................     12
B.     Saran..................................................................................................     12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................     13

                                                                                                                        


 





BAB I

PENDAHULUAN


Filsafat merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yakni (Philosophia), yang terdiri dari kata (philos) yang berarti cinta atau suka, dan (shopia) yang berarti bijaksana. Dengan demikian secara etimologis filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan (Praja, S, 2003:1-2). Secara garis besar perkembangan filsafat di dunia dibagi menjadi 2 kubu, yakni filsafat yang mengacu ke timur (Asia) dan filsafat yang mengacu pada barat (Eropa).
Dari kedua kubu filsafat tersebut, yang pertama berkembang adalah filsafat yang berasal dari timur. Filsafat timur sendiri sebenarnya terdiri dari tiga cabang yang didasarkan pada periodeisasi dan wilayahnya, yaitu filsafat India, filsafat Cina, dan filsafat Arab. Filsafat India mengarah dan berkembang pada (Hinduisme) dan (Buddhaisme), filsafat Cina mengarah kepada (Taoisme) dan (Confusianisme), sedangkan filsafat Arab, tentu saja mengarah kepada Islam.
Mengacu pada periodeisasi filsafat timur, filsafat yang berkembang pertama kalinya adalah aliran filsafat India. Didalam aliran filsafat india terdapat beragam aliran yang banyak bersumber dari kitab veda dan kesemuannya tersebut bersifat saling melengkapi dalam persoalan-persoalan yang terjadi di zaman tersebut. Serta masih dijadikan rujukan atau refrensi dikemudian hari sehingga aliran filsafat india tersebut masih dipelajari dan dikembangkan sampai hari ini. Pembahasan sejarah India akan selalu berkaitan juga dengan filsafat, sebab selain menjadi bagian integral dalam sejarah juga merupakan kesatuan perkembangan agama di India. Sejarah filsafat India seperti halnya di Tiongkok dan Yunani, yaitu tumbuh dari perkembangan agama. Perbedaannya dengan di Tiongkok dan Yunani adalah bahwa di India filsafat itu tidak dapat berkembang sendiri lepas dari agama, serta menjadi suatu kekuatan rohani yang beridiri sendiri. Filsafat di India senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir filsafat India adalah keselamatan manusia didalam kehidupan sesudah kehidupan di dunia (kehidupan di akhirat).

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas dan menerangkan tentang:
a. macam-macam aliran filsafat india?
b. Apa ciri-ciri  aliran filsafat india?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam mempelajari makalah ini adalah:
a. mengetahui macam-macam aliran filsafat india.
b. mengetahui ciri-ciri aliran filsafat india.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Macam-macam Aliran Filsafat India
Dalam aliran filsafat india yang semuanya bersumber dari kitab veda yaitu ada enam macam aliran filsafat india. Namun semuanya saling melengkapi karena membicarakan persoala-persoalan yang berbeda, diantaranya:
1.         Filsafat Nyanya yaitu ajaran yang bersumber pada (Nyayasutra) ditulis oleh Maharsi Aksapada Gautama, yang juga dikenal dengan nama Aksapada dan Dirghatapas. Pada abad 4 SM (Nyanya) secara umum juga dikenal sebagai (Tarka Vada) diskusi dan perdebatan tentang suatu darsana atau pandangan filsafat, karena (Nyanya) mengandung (Tarka-Vidya) ilmu perdebatan dan (Vada-Vidya) ilmu diskusi.  Objek utama dalam (Nyanya) adalah perdebatan bahwa (Parameswara) merupakan pencipta alam semesta. (Nyanya) menegakkan keberadaan (Isvara) dengan cara penyimpulan. Sehingga dikatakan (Nyanya) merupakan sebuah sastra yang merupakan alat utama untuk meyakini sesuatu objek dengan penyimpulan yang tidak dapat dihindari.
Dalam penyimpulan kebenaran itu, Nyanya mendiskusikan melalui bantuan 4 cara pengamatan, yaitu:
1). Pengmatan langsung (Pratyaksa Pramana).
2). Penyimpulan (Anumana Pramanan).
3). Perbandingan (Upamana Pramana).
4). Penyaksian (Sabda Pramana).
2.  Filsafat Veiseshika yaitu aliran filsafat yang berasal dari kata (Visesa) yang artinya kekhususan, yang merupakan ciri pembeda dari benda-benda. Ajaran (Vaisesika) dipelopori oleh Maharsi Kanada, yang menyusun (Vaisesika-sutra). Inti dari ajaran ini adalah (Padartha). (Padartha) secara harfiah berarti arti dari sebuah kata, tetapi disini (Padartha) adalah suatu permasalahan benda dalam filsafat. (Padartha) merupakan suatu objek yang dapat dipikirkan (artha) dan diberi nama (pada). Semua hal yang ada, dapat dinamai dan di amati, yaitu semua objek pengalaman adalah (Padartha). Benda-benda majemuk saling tergantung, sedangkan benda-benda sederhana sifatnya abadi dan bebas. Dalam (Vaisesika Sutra) terdapat 6 buah (Padartha):
1). Dravya, yakni benda-benda atau substansi yang berjumlah 9 substansi, yaitu  (prthivi) tanah, (apah) air, (teja) api, (vayu) udara, (akasa) ether, (kala) waktu,  (dis) ruang,  (jiva) roh, dan (manas) pikiran.
2). (Guna) atau sifat-sifat jumlahnya 24, yaitu (rupa) warna, (rasa/gandha) bau, (sparsa) sentuhan, (Samkhya) jumlah, (parimana) ukuran, (prthaktva) keanekaragaman, (samyoga) persekutuan, (vibhaga) keterpisahan, (paratva) (keterpencilan), aparatva (kedekatan), gurutva (bobot), dravatva (keenceran), (sneha) kekentalan, (sabda) suara, (buddhi) pemahaman/pengetahuan, (sukha) (kesenangan), dukha (penderitaan), iccha (kehendak), dvesa (kebencian), (prayatna) usaha, (dharma) kebajikan, (adharma) kekurangan, (samskara) sifat pembiakan sendiri.
3).  (Karma) atau kegiatan yang terkandung dalam gerakan jenisnya ada 5 buah, (utksepana) gerakan ke atas, (avaksepana) gerakan ke bawah, (a-kuncana) gerakan membengkok, (prasarana) gerakan mengembang, (gamana) gerakan menjauh atau mendekat.
4). (Samaya) bersifat umum menyangkut 2 permasalahan, yaitu sifat umum lebih tinggi dan lebih rendah, jenis kelamin dan spesies.
5). (Visesa) atau kekhususan yang merupakan milik 9 substansi abadi dari (dravya) yang kesemuanya memiliki perbedaan akhir yang kekal, yang membedakan yang satu dengan yang lainnya. Inilah yang menyebutkan sistem darsana ini disebut dengan (vaisesika darsana).
6). (Samavaya) keterpaduan satu jenis, yakni keterpaduan antara substansi dengan sifatnya, antara jenis kelamin atau spesies dengan pribadinya, antara sesuatu objek dengan pemikiran umum yang berhubungan dengannnya dan yang dipikirkan menjadi satu kesatuan nyata.
3. Filsafat Samkhya ini dibangun oleh Maharsi Kapila Muni, beliau yang menulis (Samkhyasutra). Di dalam sastra (Bhagavatapurana) disebutkan bahwa Maharsi Kāpila adalah putra Devahuti yaitu pembangun ajaran (Samkhya) yang bersifat (theistic). Karya sastra mengenai (Samkhya) yang kini dapat diwarisi adalah (Samkhyakarika) yang di tulis oleh Isvarakṛṣṇa Ajaran (Saṁkhya) ini sudah sangat tua umurnya, dibuktikan dengan termuatanya ajaran (Saṁkhya) dalam sastra-sastra (Śruti, Smrti, Itihasa dan Purana).
Kata (Saṁkhya) berarti: pemantulan, yaitu pemantulan filsafati. (Samkhya) mempergunakan 3 sistem atau cara mencari pengetahuan kebenaran, yaitu (pratyaksa) pengamatan langsung, (anumana) penyimpulan, (apta vakya) penegasan yang benar.
Ajaran (Saṁkhya) bersifat realistis karena didalamnya mengakui realitas dunia ini yang bebas dari roh. Disebut dualistis karena terdapat dua realitas yang saling bertentangan tetapi bisa berpadu, yaitu (purusa) dan prakrti.  (Purusa) dan (prakrti) adalah (anadi) tanpa awal dan (ananta) tak terbatas). Ketidakberbedaan (a viveka) diatara keduanya merupakan penyebab kelahiran dan kematian. Pembedaan antara purusa dan prakrti memberikan (mukti) pembebasan. Baik (purusa) dan (prakrti) adalah (sat) nyata. (Purusa) bersifat (asanga) tak terikat dan merupakan kesadaran meresapi segalanya dan abadi. (Prakrt)i merupakan si pelaku yang tersusun atas asas materi dan rohani yang memiliki dan terpengaruh oleh (Tri Guna) atau sifat (sattvam), (rajas) dan (tamas.)

4.  Filsafat Yoga yaitua aliran filsaft yang dibangun oleh Maharsi Patanjali dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata (Yuj) yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal (Paramatman/Mahapurusa).

Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai (Cittavrttinirodha)  penghentian gerak pikiran. Roh pribadi dalam system yoga memiliki kemerdekaan lebih besar dan dapat mencapai pembebasan dengan tuhan. Sistem yoga, menganggap bahwa konsentrasi, meditasi dan (samadi) akan membawa pada (kaivalya) atau kemerdekaan. Sistem yoga juga menganggap bahwa dalam proses yoga, terkandung dalam kesan-kesan dari keanekaragaman fungsi mental dan konsentrasi dari energi mental pada (purusa) yang mencerahi dirinya. Kitab Yogasutra, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian pertama disebut (Samadhipada), sedangkan bagian kedua disebut (Sadhanapada) bagian ketiga disebut (Vibhutipada) dan yang terakhir disebut (Kailvalyapada).

5. Filsafat Mimamsaka atau Purva mimamsa, (Purva Mimamsa) didirikan oleh Maharsi Jaimini. Pada mulanya (Purva Mimamsa) bukan merupkan sistem filsafat, melainkan usaha untuk menjelaskan hakekat hukum, peraturan atau kewajiban (dharma), yang menurut sistem ini terdiri atas ketaatan terhadap perintah Veda dan larangan-larangannya.
Penganut (Purva Mimamsa) disebut (Mimamsaka). Kelompok (Mimamsaka) yang terkenal adalah (Kumarila) dan (Prabharaka). Pandangan (Kumarila) mendekati pandangan terakhir (Advaita Vedanta) yang menetapkan bahwa (Veda) disusun oleh tuhan dan merupakan (Brahman) dalam wujud suara. (Moksa) adalah keadaan yang positif baginya dan merupakan realisasi dari (atman). (Kumarila) memiliki pandangan bahwa, pengetahuan tidak cukup guna membebaskan, tapi harus digabungkan dengan (karma) kegiatan. Sedangkan (Prabhakara) menyatakan bahwa penghentian mutlak dari badan yang disebabkan hilangnya (dharma) dan (a-dharma) secara total, yang kerjanya disebabkan oleh kelahiran kembali merupakan kelepasan atau pembebasan mutlak, karena hanya dengan karma saja tidak akan dapat mencapai pembebbasan akhir. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang sesungguhnya tentang sang diri yang dapat menghalangi timbunan karma, yang dapat membebaskan dirinya dari kelahiran kembali.
Menurut (Prabhakara) menyatakan bahwa sumber pengetahuan kebenaran (Pramana) menurut Mimamsa adalah sebagai berikut :
1).Pengamatan langsung (Pratyaksa).
                  2). Penyimpulan (Anumana).
3). Mengadakan perbandingan (Upamana).
4). Kesaksian kitab suci atau orang bijak (Sabda.)
5). Penyimpulan dari keadaan  (Arthapatti).
6). Pengamatan ketidakadaan (Un-upalabdhi).

6.  Filsafat Vedanta atau Uttara Mimamsa, Ajaran (Vedanta) sering juga disebut dengan (Uttara Mimamsa) yaitu penyelidikan yang kedua, karena ajaran ini mengkaji bagian (Veda), yaitu (Upanishad). Kata (Vedanta) berakar kata dari (Vedasya) dan (Antah) yang berarti akhir dari (Veda). Sumber ajaran ini adalah kitab (Vedantasutra) atau dikenal juga dengan nama (Brahmasutra). Pelopor ajaran ini adalah Maharsi Vyasa atau dikenal juga dengan nama Badarayana atau Krishna Dwipayana.
Ada banyak sistem yang berkembang dalam (Vedanta) yang bersifat realis, pluralis, monoistis dan idealis. Kesemua system itu menerima (Brahman) sebagai realitas tertinggi. Adapun beberapa bagian dari (Vedanta) yaitu:
        1). (Sankara) adalah system nondualistis, menurut (Sankara), (Atman) sama dengan (Brahman) yakni esensi subjektivitas yang bersatu dengan esensi dunia. Dunia seluruhnya tergantung pada (Brahman), tetapi (Brahman) tidak tergantung pada dunia. (Brahman) adalah dasar seluruh pengalaman, ia tidak sama dengan dunia, tidak berbeda dengan dunia, tidak empiris, tidak objektif, bukan tidak ada, sangat berbeda dari yang lain. (Moksa) atau pembebasan diri dicapai dengan praktek devosi dan mewudjudkan nilai-nilai etis. Ini dicapai selama orang hidup.
2).  (Ramanuja) menekankan perbedaan dalam non dualisme (Sankara). Dunia Diri, Brahman itu riil, tapi dunia dan diri tergantung pada (Brahman). Diri memiliki eksistemsi abadi, dunia atau materi diri dan (Brahman) membentuk satu kesatuan, tetapi diri dan dunia hanya sebagai tubuh (Brahman). Diluar (Brahman) tidak ada apa-apa. Itu sebabnya (Ramanuja) disebut nondualisme dengan perbedaan yakni Brahman memiliki dua bentuk, diri dan materi.setinggi apaun manusia merealisasikan diri, (Brahman) masih lebih tinggi. Manusia harus selalu menghormati (Brahman), itulah sebabnya (Ramanuja) menekankan aspek kebaktian pada (Brahman).
3).  (Madhava) aliran yang mengajarkan bahwa dunia dan diri adalah realitas yang independen. (Brahman) merupakan eksistensi yang abadi, tapi dunia dan diri bergantung pada (Brahman).
4).  (Pasupata), (Sakti) dan (Pancarata), ketiganya merupakan sekte yang berlawanan dengan (Veda). Dalam sistem pancarata, Wisnu sama dengan Brahman, tapi atribut-atributnya tak dapat menampakakan diri tanpa sakti yang dinamakan Laksmi. Sakti ini memiliki aspek yaitu aktivitas dan menjadi (activity and becoming).
Bila sakti itu aktif, keenam atribut Wisnu memanifestasikan diri dalam pengetahuan, ke-Tuhanan, kemampuan, kekuatan, keperkasaan, dan kemuliaan.
Dalam sistem (Pasupata) siwa. Siwa, sama dengan (Brahman) dalam (Upanishad). Hakekatnya adalah “aku murni”, tanpa atribut, tanpa keterangan, kesadaran murni.
Alirn-aliran filsafat tersebut sudah kurang lebih sejak abak ke-2 SM.

B. Perbedaan-perbedaan Aliran Filsafat India
Adapun perbedaan antara keenam aliran filsafat tersebut sebagai bentuk saling melengkapi dalam persoalan kehidupan. Perbedaan yang paling mencolok yang pertama yakni filsafat nyanya membahas tentang pemikiran dan pembicaran yang logis atau argumntasi logis. Yang kedua filsafat veiseshika yang membahas tentang teori-teori ilmu fisika. Yang ketiga  aliran filsafat sasmkhya yang membahas tentang teori evolusi. Yang keempat aliran filsafat yoga yang membahas tentang masalah-masalah yang berkaitan tentang disiplin diri. Yang kelima alitan filsafat mimamsaka atau purva mimamsa yang membahas tentang penafsiran kitab veda bagian permulan. Dan yang terakhir yaitu aliran filsafat vedanta atau uttara mimamsa yang membahas tentang masalah ketuhanan dan metafisika yang didasarkan atas kitab veda bagian terakhir.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Aliran filsafat india terbagi menjadi enam, yaitu aliran nyanya, aliran veiseshika, aliran samkhya, aliran yoga, aliran mimamsaka/purva mimamsa dan vedanta/uttara mimamsa. Semua itu barkaitan dengan agama  (Hinduisme) dan (Buddhaisme). Namun semuanya tersebut bersifat saling melengkapi dalam berbagai permsalan kehidupan.

B.     SARAN
      Tentunya didalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah atau kurang tepat, sehingga kurang berkenan dalam hati pembaca, kami sebagai penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah inidikemudian hari.






Daftar Pustaka

Praja, Juhaya S. 2003. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Jakarta. Kencana
Maswinara, I Wayan. 2006. Sistem Filsafat Hindu (Sarva Darsana Samgraha). Surabaya. Paramita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar