KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji
syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah (Masa Nabi Muhammas
SAW saat di Madinah) ini. Tanpa Ridho, Hidayah
dan Inayah-NYA mustahil penulisan makalah ini bisa selesai secara tepat
waktu.
Kami ucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Drs. H. Abdul Wahib sholeh M.Ag yang telah membimbing dan
mengajarkan Mata Kuliah Sejarah Peradaban
Islam ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah membantu, sehingga
makalah ini bisa terselesaikan.
Meskipun demikian kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena itu saran dan kritik dari
semua pihak,khususnya teman-teman seprofesi menjadi harapan bagi kami guna
perbaikan selanjutnya.
Akhirnya permohonan dan harapan
semoga apa yang telah kami lakukan mendapat ridho dan kebaikan dari Allah SWT,
serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu pengetahuan. Amin.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Lamongan,
10 Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR…………………………………………………....1
2. DAFTAR ISI……………………………………………………………...2
3. BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..3
A. Latar Belakang………………………………………………………...3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..3
C. Tujuan…………………………………………………………………3
D. Manfaat………………………………………………………………..4
4. BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………5
A. Dakwah Nabi Muhammad Periode
Madinah………………………….5
B. Strategi yang di Tempuh Nabi
Muhammad dalam Membentuk
Masyarakat Islam di Madinah ……………………….........................7
C. Hikmah Meneladani Dakwah Nabi
Muhammad Saat di Madinah.....10
5. BAB III PENUTUP……………………………………………………..12
A. Kesimpulan…………………………………………………………..12
B. Saran ………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat
menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT
sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlaq islam. Peristiwa hijrah Nabi
Muhammad SAW ini bertepatan pada 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriyah dan
bertepatan pada tanggal 28 juni 621 Masehi. Hijrah adalah sebuah peristiwa
pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah atas perintah Allah SWT
untuk memperluas wilayah penyebaran islam dan kemajuan islam itu sendiri.
Sebagai
seorang muslim hendaknya kita mesti sejarah nabi Muhammad SAW baik ketika
beliau dalam berdakwah sampai hijrah ke madinah dan diangkat sebagai Rasul
Oleh karena
itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi
untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah
kita ketahui bersama bahwa umat islam pada saar sekarang ini lebih banyak
mengenal figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya
mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan Rasulullah SAW.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah?
1. Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah?
2. Apa Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad
dalam Membentuk Masyarakat Islam di Madinah?
3. Apa Hikmah Dakwah Nabi
Muhammad Saat di Madinah?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan Dakwah Nabi
Muhammad Periode Madinah
2.
Menjelaskan Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat
Islam di Madinah.
3. Mampu
Mengambil Hikmah Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah
D. Manfaat
Makalah
Dengan di susunya makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam meneladani Dakwah Rasulullah Periode Madinah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dakwah Nabi Muhammad Periode
Madinah
Dakwah Rasulullah SAW Periode
Madinah Berlangsung selama 10 tahun dari tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama
hijrah sampai wafatnya rasulullah yakni tanggal 13 rabiul awal ke 11 hijrah. Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya
yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk
Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula
orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha
menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama
Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy
penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Rasulullah dalam berdakwa di madinah telah menghadapi beberapa peperangan,
diantaranya:
1. Perang Badar
Terjadi
tanggal 17 Ramadhan tahun 2 hijrah bertepatan 8 januari 623 M. Kaum muslimin
berjumlah 314 orang sedangkan kafir kuraisy berjumlah 1000 orang. Perang ini merupakan puncak dari serangkaian
pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin
Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang
dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.
Tentara
muslimin Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana
yang terdiri dari pedang, tombak, dan panah. Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad
SAW dan semangat pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang.
Abu Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi tewas
dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70 orang lainnya
menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai syuhada.
Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT (QS. 3: 123).
2.
Perang Uhud
Terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahun ke-3 hijrah atau bulan januari tahun 625 M. Terjadi di Gunung Uhud, sebelah utara kota
Madinah. Perang ini terjadi karena kaum kafir Quraisy ingin
membalas kekalahan di perang sebelumnya. Kaum muslimin berkekuatan 700 orang,
kaum kuraisy berjumlah 3000 orang. Peperangan umat islam di pimpin oleh Nabi
Muhammad SAW. Kaum Quraisy di pimpin oleh Abu Sufyan bin Harb yang di damping
istrinya Hindun. Perang pun berkobar. Prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur
pasukan musuh yang jauh lebih besar itu. Tentara Quraisy mulai mundur dan
kocar-kacir meninggalkan harta mereka.
Melihat
kemenangan yang sudah di ambang pintu, pasukan pemanah yang ditempatkan oleh Rasulullah
di puncak bukit meninggalkan pos mereka dan turun untuk mengambil harta
peninggalan musuh. Mereka lupa akan pesan Rasulullah untuk tidak meninggalkan
pos mereka dalam keadaan bagaimana pun sebelum diperintahkan. Mereka tidak lagi
menghiraukan gerakan musuh. Situasi ini dimanfaatkan musuh untuk segera
melancarkan serangan balik. Tanpa konsentrasi penuh, pasukan Islam tak mampu
menangkis serangan. Mereka terjepit, dan satu per satu pahlawan Islam
berguguran. Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Sisa-sisa pasukan Islam
diselamatkan oleh berita tidak benar yang diterima musuh bahwa Nabi SAW sudah
meninggal. Berita ini membuat mereka mengendurkan serangan untuk kemudian
mengakhiri pertempuran itu. Perang
Uhuh ini menyebabkan 70 orang pejuang Islam gugur sebagai syuhada
3. Perang
Khandaq (Ahzab)
Terjadi pada
bulan Syawal tahun
ke-5 hijrah pada bulan maret tahun 627 M. Terjadi di
sebelah utara kota Madinah. Di sebut Khandaq (parit) karena kaum
muslimin membuat parit pertahanan, Dinamakan perang ahzab karena kaum kuraisy
bersekutu dengan penduduk lain yang berada di kota Mekah. Kaum muslimin
berkekuatan 3.000 orang sedangkan kaum Quraisy berjumlah 10.000 orang.
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta
rampasan perang, tetapi bertujuan untuk:
a). Membela diri
dan kehormatan umat Islam.
b).Menjamin
kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.
c). Untuk memelihara
umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
B. Strategi yang di Tempuh
Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat Islam di Madinah.
Pokok-pokok
pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah adalah:
- Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
- Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 125 yang Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16: 125)
- Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi. Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya meneladani strategi Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat Islam atau masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat
Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran Islam
pada seluruh aspek kehidupan, sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun
tayyibatun wa rabbun ghafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram,
damai, adil, dan makmur di bawah naungan ridha Allah SWT dan ampunan-Nya.
Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam
seperti tersebut adalah:
- Membangun Masjid
Masjid yang
pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah Masjid Quba, yang
berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal
12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Masjid kedua
yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah Masjid Nabawi di
Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-royong oleh kaum Muhajirin dan
Ansar, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan
peletakan batu kedua, ketiga, keempat dan kelima dilaksanakan oleh para sahabat
terkemuka yakni: Abu Bakar r.a., Umar bin Khatab r.a., Utsman bin Affan r.a.
dan Ali bin Abu Thalib r.a.
Mengenai
fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
a.
Masjid sebagai sarana pembinaan umat
Islam di bidang akidah, ibadah, dan akhlak.
b. Masjid
merupakan sarana ibadah, khususnya shalat lima waktu, shalat Jumat, shalat
Tarawih, shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
c.
Masjid merupakan tempat belajar dan
mengajar tentang agama Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis.
d.
Masjid sebagai tempat pertemuan
untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah Islamiah)
demi terwujudnya persatuan.
e.
Menjadikan masjid sebagai sarana
kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat penampungan zakat, infak, dan sedekah
dan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, terutama para fakir miskin
dan anak-anak yatim terlantar.
f.
Menjadikan halaman masjid dengan
memasang tenda, sebagai tempat pengobatan para penderita sakit, terutama para
pejuang Islam yang menderita luka akibat perang melawan orang-orang kafir.
2.
Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan
Ansar
Muhajirin
adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang berhijrah ke Madinah.
Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli Madinah yang memberikan
pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah
SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khatab tentang
mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga terwujud persatuan yang
tangguh. Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang Muhajirin mencari dan
mengangkat seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab
(seketurunan), dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga sebaliknya
orang Ansar.
Rasulullah
SAW memberi contoh dengan mengajak Ali bin Abi Thalib sebagai saudaranya. Apa
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh oleh seluruh sahabat.
3.
Perjanjian dengan masyarakat Yahudi
Madinah
Pada waktu
Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga golongan,
yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah) dan
orang-orang Arab yang belum masuk Islam. Agar stabilitas masyarakat dapat
diwujudkan, Nabi Muhammad SAW mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka.
Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu
komunitas dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam
bidang politik dan keagamaan. Kemerdekaan beragama dijamin dan seluruh anggota
masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar.
Piagam ini
mestilah dipatuhi oleh semua penduduk Madinah yang muslim atau bukan Muslim.
Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil,
membangun serta digrandungi oleh musuh-musuh Islam. Piagam ini dikenal dengan
sebutan Piagam Madinah.
Menurut Ibnu
Hisyam, Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan
tertuang dalam Piagam Madinah. Piagam Madinah.
C.
Hikmah Meneladani Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah
Hikmah
Dakwah tersebutAntara lain:
1 . Terjadinya
persaudaraan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muhajirin dan ansar yang
dapat memberikan rasa aman, tentram, serta memperkuat ukhuwah islamiya
2. Sikap saling menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama pemeluk
agama.
3. Memahami
bahwa umat islam harus berpegang pada aturan Allah.
4. Menjadikan
perjuangan Rasul sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan islam berdasarkan
peraturan Allah SWT.
Sikap dan
perilaku yang mencerminkan dakwah Rasulullah SAW.
1. Mengimani dengan sebenar-benarnya
bahwa nabi Muhammad SAW adalah Rasul dan Nabi penutup para nabi
2. Mencintai Rasulullah
3. Membiasakan yang disunahkan oleh Rasulullah SAW.
4. Gemar &
senang membaca buku sejarah Nabi.
5. Memelihara
silaturahmi dengan sesama manusia.
6.
Berkunjung
ke tanah suci/madinah untuk melihat atau menapak tilas perjuangan nabi Muhammad
SAW.
7. Mempelajari
dan memahami Al-Qur’an & hadis-hadisnya.
8. Senantiasa
berjihad di jalan Allah.
9.
Aktif dalam acara
kepanitiaan untuk memperingati hari hari besar islam
10. Merawat dan
melestarikan tempat ibadah (Masjid)
11. Menekuni dan
mempelajari warisan nabi Muhammad SAW
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini adalah
bahwasanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus kepada
manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan perjuangan
yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan
kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt.
Dan
bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan
suri taulaadan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan
keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.
B. Saran
Untuk lebih mempertebal keimanan kita terhadap Rasululah
SAW. Kita harus selalu meyakini apa yang dilaksanakan oleh Rasullulah merupakan
landasan untuk kita bertindak, agar setiap apa yang kita lakukan atau
laksanakan sesuai dengan sunah rasul serta mendapat Ridho dari Allah SWT.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari berbagai
pihak. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan sehingga perlu
disempurnakan lagi di kesempatan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Munir Amin, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, (Jakarta: Rajawali Pers)
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam,
(Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009)
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.htm
Terimakasih^^ sangat membantu.
BalasHapus