Minggu, 18 Januari 2015

Makalah



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

            Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya makalah (Masa Nabi Muhammas SAW saat di Madinah) ini. Tanpa Ridho, Hidayah dan Inayah-NYA mustahil penulisan makalah ini bisa selesai secara tepat waktu.
            Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. H. Abdul Wahib sholeh M.Ag yang telah membimbing dan mengajarkan Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah membantu, sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
            Meskipun demikian kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna ,oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak,khususnya teman-teman seprofesi menjadi harapan bagi kami guna perbaikan selanjutnya.
            Akhirnya permohonan dan harapan semoga apa yang telah kami lakukan mendapat ridho dan kebaikan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi para pembaca sebagai jembatan ilmu pengetahuan. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.






                                                                                    Lamongan, 10 Maret 2014 

                                                                                                       Penulis



DAFTAR ISI

1.      KATA PENGANTAR…………………………………………………....1
2.      DAFTAR ISI……………………………………………………………...2
3.      BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..3
A.    Latar Belakang………………………………………………………...3
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………..3
C.     Tujuan…………………………………………………………………3
D.    Manfaat………………………………………………………………..4
4.      BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………5
A.    Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah………………………….5
B.     Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk
Masyarakat Islam di Madinah ……………………….........................7
C.     Hikmah Meneladani Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah.....10
5.      BAB III PENUTUP……………………………………………………..12
A.    Kesimpulan…………………………………………………………..12
B.     Saran ………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...13





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlaq islam. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ini bertepatan pada 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriyah dan bertepatan pada tanggal 28 juni 621 Masehi. Hijrah adalah sebuah peristiwa pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah atas perintah Allah SWT untuk memperluas wilayah penyebaran islam dan kemajuan islam itu sendiri.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mesti sejarah nabi Muhammad SAW baik ketika beliau dalam berdakwah sampai hijrah ke madinah dan diangkat sebagai Rasul
Oleh karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama bahwa umat islam pada saar sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri kehidupan Rasulullah SAW.

B.     Rumusan Masalah
1.  Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah?
2.  Apa Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat Islam di Madinah?
3. Apa Hikmah Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah?

C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah


2. Menjelaskan Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat Islam di Madinah.
3. Mampu Mengambil Hikmah Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah

D. Manfaat Makalah
Dengan di susunya makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam meneladani Dakwah Rasulullah Periode Madinah.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dakwah Nabi Muhammad Periode Madinah
Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah Berlangsung selama 10 tahun dari tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai wafatnya rasulullah yakni tanggal 13 rabiul awal ke 11 hijrah. Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Rasulullah dalam berdakwa di madinah telah menghadapi beberapa peperangan, diantaranya:

1.    Perang Badar
Terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 hijrah bertepatan 8 januari 623 M. Kaum muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir kuraisy berjumlah 1000 orang. Perang ini merupakan puncak dari serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya perdamaian yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.
Tentara muslimin Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan senjata sederhana yang terdiri dari pedang, tombak, dan panah. Berkat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan semangat pasukan yang membaja, kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Abu Jahal, panglima perang pihak pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi tewas dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70 orang lainnya menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai syuhada. Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT (QS. 3: 123).
2.    Perang Uhud
Terjadi pada pertengahan bulan Syaban tahun ke-3 hijrah atau bulan januari tahun 625 M. Terjadi di Gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah. Perang ini terjadi karena kaum kafir Quraisy ingin membalas kekalahan di perang sebelumnya. Kaum muslimin berkekuatan 700 orang, kaum kuraisy berjumlah 3000 orang. Peperangan umat islam di pimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum Quraisy di pimpin oleh Abu Sufyan bin Harb yang di damping istrinya Hindun. Perang pun berkobar. Prajurit-prajurit Islam dapat memukul mundur pasukan musuh yang jauh lebih besar itu. Tentara Quraisy mulai mundur dan kocar-kacir meninggalkan harta mereka.
Melihat kemenangan yang sudah di ambang pintu, pasukan pemanah yang ditempatkan oleh Rasulullah di puncak bukit meninggalkan pos mereka dan turun untuk mengambil harta peninggalan musuh. Mereka lupa akan pesan Rasulullah untuk tidak meninggalkan pos mereka dalam keadaan bagaimana pun sebelum diperintahkan. Mereka tidak lagi menghiraukan gerakan musuh. Situasi ini dimanfaatkan musuh untuk segera melancarkan serangan balik. Tanpa konsentrasi penuh, pasukan Islam tak mampu menangkis serangan. Mereka terjepit, dan satu per satu pahlawan Islam berguguran. Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Sisa-sisa pasukan Islam diselamatkan oleh berita tidak benar yang diterima musuh bahwa Nabi SAW sudah meninggal. Berita ini membuat mereka mengendurkan serangan untuk kemudian mengakhiri pertempuran itu. Perang Uhuh ini menyebabkan 70 orang pejuang Islam gugur sebagai syuhada

3.    Perang Khandaq (Ahzab)
Terjadi pada bulan Syawal tahun ke-5 hijrah pada bulan maret tahun 627 M. Terjadi di sebelah utara kota Madinah. Di sebut Khandaq (parit) karena kaum muslimin membuat parit pertahanan, Dinamakan perang ahzab karena kaum kuraisy bersekutu dengan penduduk lain yang berada di kota Mekah. Kaum muslimin berkekuatan 3.000 orang sedangkan kaum Quraisy berjumlah 10.000 orang.
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang, tetapi bertujuan untuk:
a). Membela diri dan kehormatan umat Islam.
b).Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak menganutnya.
c). Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
B. Strategi yang di Tempuh Nabi Muhammad dalam Membentuk Masyarakat Islam di Madinah.
Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah adalah:
  1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah  itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
  2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl ayat 125 yang Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16: 125)
  3. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi. Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga hendaknya meneladani strategi Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat Islam atau masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan, sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan makmur di bawah naungan ridha Allah SWT dan ampunan-Nya.
Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam seperti tersebut adalah:
  1. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-royong oleh kaum Muhajirin dan Ansar, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat dan kelima dilaksanakan oleh para sahabat terkemuka yakni: Abu Bakar r.a., Umar bin Khatab r.a., Utsman bin Affan r.a. dan Ali bin Abu Thalib r.a.
Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
a.         Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah, dan akhlak.
b.      Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya shalat lima waktu, shalat Jumat, shalat Tarawih, shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
c.       Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis.
d.      Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan.
e.       Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, terutama para fakir miskin dan anak-anak yatim terlantar.
f.       Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat pengobatan para penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita luka akibat perang melawan orang-orang kafir.
2.      Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar
Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang berhijrah ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli Madinah yang memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khatab tentang mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga terwujud persatuan yang tangguh. Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang Muhajirin mencari dan mengangkat seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab (seketurunan), dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga sebaliknya orang Ansar.
Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengajak Ali bin Abi Thalib sebagai saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh oleh seluruh sahabat.
3.      Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah
Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah) dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammad SAW mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan. Kemerdekaan beragama dijamin dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar.
Piagam ini mestilah dipatuhi oleh semua penduduk Madinah yang muslim atau bukan Muslim. Strategi ini telah menjadikan Madinah sebagai model Negara Islam yang adil, membangun serta digrandungi oleh musuh-musuh Islam. Piagam ini dikenal dengan sebutan Piagam Madinah.
Menurut Ibnu Hisyam, Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan tertuang dalam Piagam Madinah. Piagam Madinah.
C.      Hikmah Meneladani Dakwah Nabi Muhammad Saat di Madinah
Hikmah Dakwah tersebutAntara lain:
1 .  Terjadinya persaudaraan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muhajirin dan ansar yang dapat memberikan rasa aman, tentram, serta memperkuat ukhuwah islamiya
2.   Sikap saling menjaga persatuan dan saling menghormati antar sesama pemeluk agama.
3.     Memahami bahwa umat islam harus berpegang pada aturan Allah.
4.    Menjadikan perjuangan Rasul sebagai sumber inspirasi dan motivasi  dalam menyiarkan islam berdasarkan peraturan Allah SWT.
Sikap dan perilaku yang mencerminkan dakwah Rasulullah SAW.
1.    Mengimani dengan sebenar-benarnya bahwa nabi Muhammad SAW adalah Rasul dan Nabi penutup para nabi
2.         Mencintai Rasulullah
3.         Membiasakan yang disunahkan oleh Rasulullah SAW.
4.         Gemar & senang membaca buku sejarah Nabi.
5.         Memelihara silaturahmi dengan sesama manusia.
6.         Berkunjung ke tanah suci/madinah untuk melihat atau menapak tilas perjuangan nabi Muhammad SAW.
7.         Mempelajari dan memahami Al-Qur’an & hadis-hadisnya.
8.         Senantiasa berjihad di jalan Allah.
9.         Aktif dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari hari besar islam
10.     Merawat dan melestarikan tempat ibadah (Masjid)
11.     Menekuni dan mempelajari warisan nabi Muhammad SAW



















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwasanya nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri taulaadan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama, masyarakat, dan bernegara.


B.     Saran
Untuk lebih mempertebal keimanan kita terhadap Rasululah SAW. Kita harus selalu meyakini apa yang dilaksanakan oleh Rasullulah merupakan landasan untuk kita bertindak, agar setiap apa yang kita lakukan atau laksanakan sesuai dengan sunah rasul serta mendapat Ridho dari Allah SWT.
      Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan sehingga perlu disempurnakan lagi di kesempatan yang akan datang.










DAFTAR PUSTAKA

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers)
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009)
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.htm

1 komentar: