Selasa, 03 Februari 2015

PELAJARAN YANG EFEKTIF



BAB 7
PELAJARAN YANG EFEKTIF
1.    Apa yang dimaksud pengajaran langsung?
Pengajaran langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang menekankan pengendalian guru di ruang kelas dan penyajian pelajaran yang terstruktur. Program pengajaran langsung menuntut pengajaran aktif, pengorganisasian pelajaran yang jelas kemajuan langkah demi langkah diantara subtopic, dan penggunaan banyak contoh, peragaan dan sarana visual. Istilah pengajaran langsung (direct intruction) ini digunakan sebagai gambaran dimana guru menyampaikan informasi, kemampuan, konsep secara langsung pada siswa. Menurut Klahr dan Nigram (dalam pers) membandingkan siswa yang langsung diajari melakukan eksperimen yang memisahkan efek satu variabel dengan siswa yang melakukan eksperimem mereka sendiri tanpa pengajaran langsung. Siswa yang menerima pengajaran langsung tampil jauh lebih baik dalam membuat eksperimen baru. Karena peran seorang guru dalam berbagi pengalaman tentang kegagalan maupun keberhasilan sangat ditentukan oleh sebab-sebabnya sehingga para siswa tidak lagi melakukan hal kegagalan yang sama dengan cara yang sama dengan gurunya. Akan tetapi akan mencari solusi baru untuk eksperimennya.
2.    Bagaimana pelajaran pengajaran langsung diajarkan?
a.    Langkah pertama ialah menyatakan sasaran pembelajaran dan megarahkan siswa pada pelajaran tersebut. Tugas pokoknya ialah membentuk sikap mental, sehingga siswa siap bekerja dan belajar karena siswa tahu arah pelajaran tersebut. misalnya mengurutkan kegiatan yang diuraikan dengan singkat dan logis kemudian membangkitkan minat siswa, menyajikan informasi baru, melatih pengetahuan tentang kemampuan baru mereka hingga penilaian akhir dan evaluasi. Sehingga pengajaran dalam pelajaran tersebut terlihat jelas. Akhirnya apa yang anda inginkan  diketahui atau sanggup dilakukan siswa pada akhir pelajaran itu. Ini biasa disebut dengan ungkapan sasaran pembelajaran. b.
b.    Langkah yang kedua ialah mengulangi prasyarat atau pra-tes untuk memastikan bahwa siswa telah menguasai pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Pengulangan tersebut sebagai organisator awal untuk pelajaran tersebut. Dalam hal ini guru membentuk sikap mental yang positif atau sikap kesiapan dalam diri siswa. Sikap mental ini dapat dibentuk dengan banyak cara, misalnya guru mengharuskan siswa siswa berada berada di kelas dengan tepat waktu dan seharusnya memulai pelajaran langsung ketika jam pelajaran dimulai. Hal ini membentuk sikap kesediaan siswa untuk memulai pelajaran sekaligus kesungguhan siswa dalam pentingnya disiplin. ini disebut dengan mengarahkan siswa pada pelajaran.
c.    Langkah yang ketiga ialah melibatkan penyajian bahan baru dengan terorganisir, memberikan penjelasan dan peragaan dan mempertahankan perhatian atau menguasai kelas. Tujuanya untuk  memastikan bahwa siswa telah menguasai kemampuan prasyarat dan menghubungkan informasi yang sudah ada dalam pikiran mereka dengan informasi yang akan Anda sajikan. Namun kalau pelajaran hari ini merupakan kelanjutan pelajaran kemarin dan Anda cukup yakin bahwa siswa memahami pelajaran kemarin, pengulangan tersebut mungkin hanya mengingatkan pada pelajaran sebelumya dan ajukanlah beberapa pertanyaan kilat  sebelum memulai sesuatu yang baru. Ini biasanya disebut dengan mengulangi kembali prasyarat.
d.    Langkah yang keempat ialah melakukan pemeriksaan pembelajaran guna memperoleh tanggapan siswa atas isi pelajaran. Latihan ini member umpan balik kepada guru dan memungkinkan siswa menguji gagasan mereka. Teknik bertanya juga penting termasuk penggunaan waktu tunggu dan urutan panggilan. 
e.    Langkah yang kelima ialah memberi latihan mandiri atau tugas kelas, dimana siswa menerapkan kemampuan baru mereka. Latihan mandiri seharusnya diberikan sebagai penugasan singkat dengan petunjuk yang jelas serta guru memantau pekerjaan , pengumpulanya sampai tahap penilaian. Tujuanya agar anda mengetahui tingat kefahaman pelajaran secara singkat sekaligus sebagai respon atau tanggapan siswa baik berbentuk lisan, tulisan, kuis atau yang lain.
f.      Langkah yang keenam ialah menilai kinerja dan memberikan umpan balik setiap pelajaran serta menyertakan penilaian penguasaan siswa  atas sasaran pelajaran. Tujuanya untuk melatih atau mengungkapkan kemampuan dan pengetahuan yang baru dipelajari. Karena pada hakikatnya latihan adalah proses memindahkan informasi baru dalam daya ingat kerja ke daya ingat jangka panjang.
g.    Langkah yang ketujuh ialah memberikan latihan terdistribusi, atau pekerjaan rumah dan pengulangan. Informasi yang telah diberikan akan diingat dengan lebih baik. Tujuanya agar pekerjan siswa terasa dihargai oleh seorang pendidik juga siswa yang nilainya baik akan bersikeras untuk mempertahankan nilainya disamping itu siswa yang dilainya jeblok akan berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mengapa? Karena guru member umpan yang baik sehingga siswa merasa diapresiasi juga serta mental siswa tersebut tidak jatuh yang mengakibatkan timbulnya keputusasaan.

3.    Bagaimana pendapat riset tentang metode pengajaran langsung?
Study pengajaran langsung (Direct Instruction-DI) adalah program pengajaran yang dibangun secara khusus dan dengan metode terstruktur ini telah menemukan efek positif yang kuat di sekolah dasar, khususnya dengan orang-orang yang berpencapaian rendah. Namun studi oleh Wong (1995) menemukan bahwa kebalikan beberapa prinsip pengajaran langsung juga terlihat jelas bagi guru dan mahasiswa universitas. Dengan model pengajaran langsung. Hal itu sering terjadi karena kedua kelompok sudah mempunyai kemampuan pengajaran langsung dan pengalaman sebelum peatihan itu terjadi.
4.    Keunggulan dan keterbatasan pengajaran langsung?
Keunggulan pengajaran langsung sudah sangat jelas dapat meningkatkan kemampuan dasar tertentu, misalnya mengetahui tingkat kefahaman siswa, melatih respon/tanggapan siswa, melatih mental positif siswa, member informasi terkait hal baru dan lain sebagainya. Namun keterbatasanya hanya terfokus pada kemampuan baca dan matematika dasar saja juga kebanyakan ada di sekolah dasar. Untuk pelajaran lain dan jenjang yang lebih tinggi misalnya smp, sma, mahasiswa kita mempunyai sedikit dasar untuk meyakini bahwa metode pengajaran langsung akan dikombinasi dengan yang lain, misalnya eksperimen, praktek dan lain sebagainya.
5.    Bagaimana siswa mempelajari dan memindahkan konsep?
Siswa mempelajari konsep dari pengamatan dan definisi. Konsep diajarkan melalui contoh maupun bukan contoh serta melaui pendekatan aturan-contoh-aturan. Pertaman-tama guru menyebutkan devinisi kemudian memberikan contoh dan akhirnya memberikan definisi kembali. Sehingga siswa mengalihkan konsep pada konteks kehidupan nyata. Konsep itu sendiri adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus, misalnya bola putih, baju putih, sepatu putih semuanya mengilustrasikan konsep sederhana “putih”. Buku kuning bukanlah contoh kensep “putih”. Dalam kasus ini kalau Anda diperlihatkan bola, baju dan sepatu putih tersebut dan diminta mengatakan apa yang menjadi persamaan ketiganya, Anda akan menghasilkan konsep “benda merah”. Kalau buku kuning tersebut juga disertakan, Anda harus kembali pada konsep “benda” yang jauh lebih luas.
a.    Pembelajaran dan pengajaran konsep
Konsep pada umumnya dipelajari dengan salah satu dari dua cara. Misalnya, seorang anak mempelajari konsep “mobil” dengan mendengarkan kendaraan tertentu yang disebut sebagai “mobil”. Pada awalnya anak itu menyertakan konsep sepeda motor dalam dalam konsep “mobil”. Seiring dengan berjalanya waktu, konsep itu deperbaiki hinga anak  itu dapat dengan jelas membedakan “mobil” dari “non mobil”. Konsep-konsep lain biasanya juga dipelajari melalui definisi. Misalnya, sangat sulit mempelajari konsep “tante” atau “paman” hanya melalui pengamatan. Orang dapat mengamati ratusan “tante” dan “non-tante” tanpa memperoleh konsep tante yang jelas. Dalam kasus ini, konsep tersebut paling baik dipelajari melalui definisi. Untuk menjadi seorang tante, orang tersebut harus perempuan dan saudara laki-laki atau saudara perempuanya sudah mempunyai anak.
b.    Pengajaran untuk pengalihan pembelajaran
Maksudnya ialah siswa mampu mengaplikasikan teori, informasi, kecakapan belajar kedalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa akan merasa terkekung dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, dan guru dalam mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian. Sehingga kedunya melupakan tujuan utama sekolah, yaitu member siswa kemampuan dan pengetahuan yang perlu bagi mereka untuk berfungsi dengan efektif sebagai orang dewasa yang benar-benar dewasa baik kepribadianya, pemikiranya, mental dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Kalau siswa dapat mengisi titik-titik dalam ujian bahasa tetapi tidak dapat menulis surat yang jelas kepada seorang teman atau majikan, atau dapat mengalikan dengan decimal dan persen dalam ujian matematika tetapi tidak dapat menghitung pajak penjualan atau pembagian harta warisan. Maka dalam kasus ini pendidikan siswa tersebut telah diarahkan dengan sangat keliru. Karena, terlalu sering siswa yang tampil baik di sekolah atau baik dalam ujian tidak mampu mengalihkan pengetahuan atau kemampuan mereka ke dalam situasi dalam kehidupan nyata.  
6.    Bagaimana Diskusi digunakan dalam Pengajaran Langsung?
Guru menggunakan diskusi sebagi bagian dari pengajaran karena
a.    topic subjektif dan konroversial. Sehingga pembahasan-pembahasan tersebut terutama masalah controversial akan meningkatkan pengetahuan dan juga mendorong pemahaman yang lebih mendalam  tentang berbagai sisi masalah. b.
b.     konsep yang sulit dan baru yaitu mengandung satu jawaban yang benar tetapi melibatkan konsep-konsep yang sulit sehingga memaksa siswa untuk melihat sesuatu dengan cara yang berbeda. Misalnya, guru IPA menjelaskan tentang daya apung dan daya tarik bumi. Namun pelajaran ini menantang pandangan yang terlal sederhana tentang mengapa benda mengapung? (“benda mengapung karena ringan”) kemudian siswa memahami daya apung dan daya tarik bumi dengan lebih baik kalau mereka mempunyai kesempatan merumuskan dan mempertahankan teori mereka sendiri tentang mengapa benda mengapung. Kemudian mereka dihadapkan pada pertanyaan “ Kalau benda mengapung karena ringan, lalu mengapa kapal perang mengapun?” dan “ Kalau anda melemparkan benda tertentu ke dalam danau, benda itu akan tenggelam”. Dalam kasus ini secara bersama-sama siswa dapat memperoleh penghargaan atas makna daya apung dan daya tarik bumi yang tidak didapatkan hanya oleh pengajaan sendiri. Disinilah fungsi diskusi digunakan.
c.     Sasaran Afektif yaitu sasaran yang berkaitan dengan sikap dan nilai siswa. Dalam psikologis sosial telah membktikan bahwa diskusi kelompok, khususnya ketika anggota kelompok harus membuat komitmen didepan umum, akan jauh lebih efektif untuk mengubah sikap dan prilaku masing-masing orang daripada pengajaran yang paling persuasive pun.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar