BAB 7
PELAJARAN YANG EFEKTIF
1. Apa yang dimaksud
pengajaran langsung?
Pengajaran langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang menekankan
pengendalian guru di ruang kelas dan penyajian pelajaran yang terstruktur.
Program pengajaran langsung menuntut pengajaran aktif, pengorganisasian
pelajaran yang jelas kemajuan langkah demi langkah diantara subtopic, dan
penggunaan banyak contoh, peragaan dan sarana visual. Istilah pengajaran
langsung (direct intruction) ini digunakan sebagai gambaran
dimana guru menyampaikan informasi, kemampuan, konsep secara langsung pada
siswa. Menurut Klahr dan Nigram (dalam pers) membandingkan siswa yang langsung
diajari melakukan eksperimen yang memisahkan efek satu variabel dengan siswa
yang melakukan eksperimem mereka sendiri tanpa pengajaran langsung. Siswa yang
menerima pengajaran langsung tampil jauh lebih baik dalam membuat eksperimen
baru. Karena peran seorang guru dalam berbagi pengalaman tentang kegagalan
maupun keberhasilan sangat ditentukan oleh sebab-sebabnya sehingga para siswa
tidak lagi melakukan hal kegagalan yang sama dengan cara yang sama dengan
gurunya. Akan tetapi akan mencari solusi baru untuk eksperimennya.
2. Bagaimana
pelajaran pengajaran langsung diajarkan?
a. Langkah pertama ialah menyatakan sasaran pembelajaran dan
megarahkan siswa pada pelajaran tersebut. Tugas pokoknya ialah membentuk sikap
mental, sehingga siswa siap bekerja dan belajar karena siswa tahu arah
pelajaran tersebut. misalnya mengurutkan kegiatan yang diuraikan dengan singkat
dan logis kemudian membangkitkan minat siswa, menyajikan informasi baru, melatih
pengetahuan tentang kemampuan baru mereka hingga penilaian akhir dan evaluasi.
Sehingga pengajaran dalam pelajaran tersebut terlihat jelas. Akhirnya apa yang
anda inginkan diketahui atau sanggup
dilakukan siswa pada akhir pelajaran itu. Ini biasa disebut dengan ungkapan
sasaran pembelajaran. b.
b. Langkah yang
kedua ialah mengulangi
prasyarat atau pra-tes untuk memastikan bahwa siswa telah menguasai pengetahuan
dan kemampuan yang diperlukan. Pengulangan tersebut sebagai organisator awal
untuk pelajaran tersebut. Dalam hal ini guru membentuk sikap mental yang
positif atau sikap kesiapan dalam diri siswa. Sikap mental ini dapat dibentuk
dengan banyak cara, misalnya guru mengharuskan siswa siswa berada berada di
kelas dengan tepat waktu dan seharusnya memulai pelajaran langsung ketika jam
pelajaran dimulai. Hal ini membentuk sikap kesediaan siswa untuk memulai
pelajaran sekaligus kesungguhan siswa dalam pentingnya disiplin. ini disebut
dengan mengarahkan siswa pada pelajaran.
c. Langkah yang
ketiga ialah melibatkan
penyajian bahan baru dengan terorganisir, memberikan penjelasan dan peragaan
dan mempertahankan perhatian atau menguasai kelas. Tujuanya untuk memastikan bahwa siswa telah menguasai
kemampuan prasyarat dan menghubungkan informasi yang sudah ada dalam pikiran
mereka dengan informasi yang akan Anda sajikan. Namun kalau pelajaran hari ini
merupakan kelanjutan pelajaran kemarin dan Anda cukup yakin bahwa siswa memahami
pelajaran kemarin, pengulangan tersebut mungkin hanya mengingatkan pada
pelajaran sebelumya dan ajukanlah beberapa pertanyaan kilat sebelum memulai sesuatu yang baru. Ini
biasanya disebut dengan mengulangi kembali prasyarat.
d. Langkah yang
keempat ialah melakukan
pemeriksaan pembelajaran guna memperoleh tanggapan siswa atas isi pelajaran.
Latihan ini member umpan balik kepada guru dan memungkinkan siswa menguji
gagasan mereka. Teknik bertanya juga penting termasuk penggunaan waktu tunggu
dan urutan panggilan.
e. Langkah yang
kelima ialah memberi
latihan mandiri atau tugas kelas, dimana siswa menerapkan kemampuan baru
mereka. Latihan mandiri seharusnya diberikan sebagai penugasan singkat dengan
petunjuk yang jelas serta guru memantau pekerjaan , pengumpulanya sampai tahap
penilaian. Tujuanya agar anda mengetahui tingat kefahaman pelajaran secara
singkat sekaligus sebagai respon atau tanggapan siswa baik berbentuk lisan,
tulisan, kuis atau yang lain.
f. Langkah yang keenam ialah
menilai kinerja dan memberikan umpan balik setiap pelajaran serta menyertakan
penilaian penguasaan siswa atas sasaran
pelajaran. Tujuanya untuk melatih atau mengungkapkan kemampuan dan pengetahuan
yang baru dipelajari. Karena pada hakikatnya latihan adalah proses memindahkan
informasi baru dalam daya ingat kerja ke daya ingat jangka panjang.
g. Langkah yang
ketujuh ialah memberikan
latihan terdistribusi, atau pekerjaan rumah dan pengulangan. Informasi yang
telah diberikan akan diingat dengan lebih baik. Tujuanya agar pekerjan siswa terasa
dihargai oleh seorang pendidik juga siswa yang nilainya baik akan bersikeras
untuk mempertahankan nilainya disamping itu siswa yang dilainya jeblok akan
berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mengapa? Karena guru member umpan
yang baik sehingga siswa merasa diapresiasi juga serta mental siswa tersebut
tidak jatuh yang mengakibatkan timbulnya keputusasaan.
3. Bagaimana
pendapat riset tentang metode pengajaran langsung?
Study pengajaran langsung (Direct
Instruction-DI) adalah program pengajaran yang dibangun secara khusus dan
dengan metode terstruktur ini telah menemukan efek positif yang kuat di sekolah
dasar, khususnya dengan orang-orang yang berpencapaian rendah. Namun studi oleh
Wong (1995) menemukan bahwa kebalikan beberapa prinsip pengajaran langsung juga
terlihat jelas bagi guru dan mahasiswa universitas. Dengan model pengajaran
langsung. Hal itu sering terjadi karena kedua kelompok sudah mempunyai
kemampuan pengajaran langsung dan pengalaman sebelum peatihan itu terjadi.
4. Keunggulan dan
keterbatasan pengajaran langsung?
Keunggulan pengajaran langsung sudah sangat
jelas dapat meningkatkan kemampuan dasar tertentu, misalnya mengetahui tingkat
kefahaman siswa, melatih respon/tanggapan siswa, melatih mental positif siswa,
member informasi terkait hal baru dan lain sebagainya. Namun keterbatasanya
hanya terfokus pada kemampuan baca dan matematika dasar saja juga kebanyakan
ada di sekolah dasar. Untuk pelajaran lain dan jenjang yang lebih tinggi
misalnya smp, sma, mahasiswa kita mempunyai sedikit dasar untuk meyakini bahwa
metode pengajaran langsung akan dikombinasi dengan yang lain, misalnya
eksperimen, praktek dan lain sebagainya.
5. Bagaimana siswa
mempelajari dan memindahkan konsep?
Siswa mempelajari konsep dari pengamatan
dan definisi. Konsep diajarkan melalui contoh maupun bukan contoh serta melaui
pendekatan aturan-contoh-aturan. Pertaman-tama guru menyebutkan devinisi kemudian
memberikan contoh dan akhirnya memberikan definisi kembali. Sehingga siswa
mengalihkan konsep pada konteks kehidupan nyata. Konsep itu sendiri adalah
suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus, misalnya
bola putih, baju putih, sepatu putih semuanya mengilustrasikan konsep sederhana
“putih”. Buku kuning bukanlah contoh kensep “putih”. Dalam kasus ini kalau Anda
diperlihatkan bola, baju dan sepatu putih tersebut dan diminta mengatakan apa
yang menjadi persamaan ketiganya, Anda akan menghasilkan konsep “benda merah”.
Kalau buku kuning tersebut juga disertakan, Anda harus kembali pada konsep
“benda” yang jauh lebih luas.
a. Pembelajaran dan
pengajaran konsep
Konsep pada umumnya dipelajari dengan salah satu dari dua cara.
Misalnya, seorang anak mempelajari konsep “mobil” dengan mendengarkan kendaraan
tertentu yang disebut sebagai “mobil”. Pada awalnya anak itu menyertakan konsep
sepeda motor dalam dalam konsep “mobil”. Seiring dengan berjalanya waktu,
konsep itu deperbaiki hinga anak itu
dapat dengan jelas membedakan “mobil” dari “non mobil”. Konsep-konsep lain
biasanya juga dipelajari melalui definisi. Misalnya, sangat sulit mempelajari
konsep “tante” atau “paman” hanya melalui pengamatan. Orang dapat mengamati
ratusan “tante” dan “non-tante” tanpa memperoleh konsep tante yang jelas. Dalam
kasus ini, konsep tersebut paling baik dipelajari melalui definisi. Untuk
menjadi seorang tante, orang tersebut harus perempuan dan saudara laki-laki
atau saudara perempuanya sudah mempunyai anak.
b. Pengajaran untuk
pengalihan pembelajaran
Maksudnya ialah siswa mampu mengaplikasikan teori, informasi, kecakapan
belajar kedalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa akan merasa terkekung
dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian, dan guru dalam mempersiapkan
siswa untuk mengikuti ujian. Sehingga kedunya melupakan tujuan utama sekolah,
yaitu member siswa kemampuan dan pengetahuan yang perlu bagi mereka untuk
berfungsi dengan efektif sebagai orang dewasa yang benar-benar dewasa baik
kepribadianya, pemikiranya, mental dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
Kalau siswa dapat mengisi titik-titik dalam ujian bahasa tetapi tidak dapat
menulis surat yang jelas kepada seorang teman atau majikan, atau dapat
mengalikan dengan decimal dan persen dalam ujian matematika tetapi tidak dapat
menghitung pajak penjualan atau pembagian harta warisan. Maka dalam kasus ini
pendidikan siswa tersebut telah diarahkan dengan sangat keliru. Karena, terlalu
sering siswa yang tampil baik di sekolah atau baik dalam ujian tidak mampu
mengalihkan pengetahuan atau kemampuan mereka ke dalam situasi dalam kehidupan
nyata.
6. Bagaimana Diskusi
digunakan dalam Pengajaran Langsung?
Guru menggunakan diskusi sebagi bagian dari
pengajaran karena
a. topic subjektif
dan konroversial. Sehingga pembahasan-pembahasan tersebut terutama masalah
controversial akan meningkatkan pengetahuan dan juga mendorong pemahaman yang
lebih mendalam tentang berbagai sisi
masalah. b.
b. konsep yang sulit dan baru yaitu mengandung
satu jawaban yang benar tetapi melibatkan konsep-konsep yang sulit sehingga
memaksa siswa untuk melihat sesuatu dengan cara yang berbeda. Misalnya, guru
IPA menjelaskan tentang daya apung dan daya tarik bumi. Namun pelajaran ini
menantang pandangan yang terlal sederhana tentang mengapa benda mengapung?
(“benda mengapung karena ringan”) kemudian siswa memahami daya apung dan daya
tarik bumi dengan lebih baik kalau mereka mempunyai kesempatan merumuskan dan
mempertahankan teori mereka sendiri tentang mengapa benda mengapung. Kemudian
mereka dihadapkan pada pertanyaan “ Kalau benda mengapung karena ringan, lalu
mengapa kapal perang mengapun?” dan “ Kalau anda melemparkan benda tertentu ke
dalam danau, benda itu akan tenggelam”. Dalam kasus ini secara bersama-sama
siswa dapat memperoleh penghargaan atas makna daya apung dan daya tarik bumi
yang tidak didapatkan hanya oleh pengajaan sendiri. Disinilah fungsi diskusi
digunakan.
c. Sasaran Afektif yaitu sasaran yang berkaitan
dengan sikap dan nilai siswa. Dalam psikologis sosial telah membktikan bahwa
diskusi kelompok, khususnya ketika anggota kelompok harus membuat komitmen
didepan umum, akan jauh lebih efektif untuk mengubah sikap dan prilaku
masing-masing orang daripada pengajaran yang paling persuasive pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar